Masuk kandang kambing mengembek.
Masuk kandang harimau mengaum.
Daripada pemahaman yang dapat ditafsirkan, peribahasa ini digunakan oleh orang dahulu sebagai panduan untuk pengembara atau pemastautin yang datang merantau ke tempat orang. Dimana mereka perlu menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling dari segi budaya, cuaca dan sebagainya.
Tapi secara ironiknya kenapa kita perlu mengembek bila masuk kandang kambing. Padahal kita bukan seekor kambing. Dah tentu perbuatan tersebut akan mengambarkan kita benar-benar seekor kambing. Namun begitu, lain pula ceritanya jika pribahasa ini diletakkan pada satu tempat yang sering terjadi dikalangan masyarakat kita. Pribahasa ini boleh kita sandarkan pada orang yang mahukan glamour, membuat kawan atau tempat mengadu. Kekadang jika dilihat, salah juga jika orang cuba-cuba membuat cerita dari seorang teman kepada teman yang lain karena hanya inginkan perhatian juga personality. Lebih memburukkan keadaan lagi, jika menjadikan suatu isu yang kecil kepada besar. Yang mana istilah ini lebih kurang dengan mengumpat dan batu api. Harimau ini akan membaham orang-orang yang dia tidak puas hati walaupun kawan baik dia sendiri, dia cuba menarik perhatian kawan-kawan lain dengan menceritakan sedikit sebanyak rahsia yang dikorek dari kawan baiknya itu. Pabila kembali kepada kawan baiknya itu, maka lain pula ceritanya. Istilah ini bisa disamakan dengan pribahasa lidah bercabang.
Ayuh teman, cuba kita perhatikan sikap masyarakat yang demikian rupa, juga yang paling penting, sikap diri kita sendiri. Adakah ada sifat tersebut ada dalam diri kita? Tidakkah sikap ini akan membuat diri kita lebih jauh dari semua orang jika pecah temelang?
Teringat saya akan lagu Kawan dari kumpulan Hijjaz. Perkara ini jangan diambil remeh karena akan membuatkan masyarakat kita akan lebih buruk dan akan menjejaskan imej Islam itu sendiri. Saya ada mendengar dari rancangan Tahrir As-Syam TV3 yang menyebut tentang peperangan Yahudi kepada bumi Syiria dan Mesir. Penasihat Menteri Mesir pernah menyebut pabila ditemu ramah oleh wartawan Malaysia TV3 bahwa beliau menyatakan ingin membalikkan semula pandangan orang ramai terhadap Islam yang selama ini telah diconteng oleh Yahudi dan Amerika. Beliau menambah lagi bahwa mereka menyatakan orang Islam adalah pengganas tapi sebenarnya Yahudi yang telah mengganas merusakkan Negara Islam juga Imejnya. Pandangan mereka tentang pemakaian tudung dengan dilabelkan sebagai pengganas, padahal tudung adalah keindahan Islam. Demikian ucapan penasihat tersebut. So tidak serikkah telinga kita mendengar yahudi memerangi bumi Islam, atau adakah kita sendiri yang ingin menconteng agama Islam?
p/s: sifat ini termasuk dalam sifat-sifat munafik yang telah saya kaji dari kitab karangan Dr.Aidh Abdullah al-Qarni
Membesarkan Yang Kecil Dan Mengecilkan Yang Besar
Oran munafik biasanya sering membesar-besarkan kejadian. Jika terjadi hal yang mudah dia mempersulitkan dan memperbesarkan, jika mendengar satu orang mujahid terbunuh, komentarnya “saya mendengar 100 orang mujahid terbunuh”. As-Sya’bi berkata: “Jika kita buat 99 kebaikan maka dengan 1 kesalahan saja, dia dapat melupakan kita”. Allah berfirman:
لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَ يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar”. (Q.S al-Ahzab: 60).
Mengumpat Orang-Orang Saleh
Setelah mereka bertemu dengan orang shaleh lalu mereka mengumpat, mengejek, melecehkan kehormatan dengan ghibah sesama mereka.
سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ
“mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan”. (Q.S al-Ahzab:19)
Masuk kandang harimau mengaum.
Daripada pemahaman yang dapat ditafsirkan, peribahasa ini digunakan oleh orang dahulu sebagai panduan untuk pengembara atau pemastautin yang datang merantau ke tempat orang. Dimana mereka perlu menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling dari segi budaya, cuaca dan sebagainya.
Tapi secara ironiknya kenapa kita perlu mengembek bila masuk kandang kambing. Padahal kita bukan seekor kambing. Dah tentu perbuatan tersebut akan mengambarkan kita benar-benar seekor kambing. Namun begitu, lain pula ceritanya jika pribahasa ini diletakkan pada satu tempat yang sering terjadi dikalangan masyarakat kita. Pribahasa ini boleh kita sandarkan pada orang yang mahukan glamour, membuat kawan atau tempat mengadu. Kekadang jika dilihat, salah juga jika orang cuba-cuba membuat cerita dari seorang teman kepada teman yang lain karena hanya inginkan perhatian juga personality. Lebih memburukkan keadaan lagi, jika menjadikan suatu isu yang kecil kepada besar. Yang mana istilah ini lebih kurang dengan mengumpat dan batu api. Harimau ini akan membaham orang-orang yang dia tidak puas hati walaupun kawan baik dia sendiri, dia cuba menarik perhatian kawan-kawan lain dengan menceritakan sedikit sebanyak rahsia yang dikorek dari kawan baiknya itu. Pabila kembali kepada kawan baiknya itu, maka lain pula ceritanya. Istilah ini bisa disamakan dengan pribahasa lidah bercabang.
Ayuh teman, cuba kita perhatikan sikap masyarakat yang demikian rupa, juga yang paling penting, sikap diri kita sendiri. Adakah ada sifat tersebut ada dalam diri kita? Tidakkah sikap ini akan membuat diri kita lebih jauh dari semua orang jika pecah temelang?
Teringat saya akan lagu Kawan dari kumpulan Hijjaz. Perkara ini jangan diambil remeh karena akan membuatkan masyarakat kita akan lebih buruk dan akan menjejaskan imej Islam itu sendiri. Saya ada mendengar dari rancangan Tahrir As-Syam TV3 yang menyebut tentang peperangan Yahudi kepada bumi Syiria dan Mesir. Penasihat Menteri Mesir pernah menyebut pabila ditemu ramah oleh wartawan Malaysia TV3 bahwa beliau menyatakan ingin membalikkan semula pandangan orang ramai terhadap Islam yang selama ini telah diconteng oleh Yahudi dan Amerika. Beliau menambah lagi bahwa mereka menyatakan orang Islam adalah pengganas tapi sebenarnya Yahudi yang telah mengganas merusakkan Negara Islam juga Imejnya. Pandangan mereka tentang pemakaian tudung dengan dilabelkan sebagai pengganas, padahal tudung adalah keindahan Islam. Demikian ucapan penasihat tersebut. So tidak serikkah telinga kita mendengar yahudi memerangi bumi Islam, atau adakah kita sendiri yang ingin menconteng agama Islam?
p/s: sifat ini termasuk dalam sifat-sifat munafik yang telah saya kaji dari kitab karangan Dr.Aidh Abdullah al-Qarni
Membesarkan Yang Kecil Dan Mengecilkan Yang Besar
Oran munafik biasanya sering membesar-besarkan kejadian. Jika terjadi hal yang mudah dia mempersulitkan dan memperbesarkan, jika mendengar satu orang mujahid terbunuh, komentarnya “saya mendengar 100 orang mujahid terbunuh”. As-Sya’bi berkata: “Jika kita buat 99 kebaikan maka dengan 1 kesalahan saja, dia dapat melupakan kita”. Allah berfirman:
لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَ يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar”. (Q.S al-Ahzab: 60).
Mengumpat Orang-Orang Saleh
Setelah mereka bertemu dengan orang shaleh lalu mereka mengumpat, mengejek, melecehkan kehormatan dengan ghibah sesama mereka.
سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ
“mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan”. (Q.S al-Ahzab:19)
inspirasi @kM@
0 ulasan:
Post a Comment